Wednesday, 11 December 2013

Permasalahan dalam Penerjemahan


PERMASALAHAN DALAM PENERJEMAHAN
Penerjemahan adalah hal yang cukup sulit dan diperlukan kerja keras untuk menghasilkan terjemahan yang bagus. Beberapa permasalahan sering muncul ketika menerjemahkan sebuah teks, sehingga ada beberapa hal yang tidak tersampaikan dan sulit dipahami oleh pembaca. Berikut ini adalah beberapa permasalahan dalam menerjemahkan metematika, puisi, dan fiksi.
Menurut Elizabeth Stapel, menerjemahkan soal bahasa Inggris ke dalam rumus  matematika merupakan hal yang cukup sukar. Kita membutuhkan banyak latihan untuk hal ini. Kita harus membaca seluruh soal dan memahami terlebih dahulu masalah yang ada di soal itu. Selanjutnya, kita harus menggambarkan variable dengan jelas dan rapi karena setiap variable menggantikan suatu objek dalam soal, kemudian mencari kata kuncinya. Setiap kata mengindikasikan operasi matematika, baik itu pertambahan, pengurangan, perkalian, maupun pembagian. Seorang translator harus teliti ketika menerjemhakan matematika.
Selanjutnya, untuk permasalahan dalam penerjemahan puisi, Suryawinata mengidentifikasi 3 pokok permasalahan, yaitu masalah kebahasaan, masalah kesastraan,dan masalah social budaya. Pertama, masalah kebahasaan. Hal yang perlu diperhatikan adalah tentang sanding kata dan struktur sintaksis yang digunakan. Seorang penerjemah harus memahami setiap sanding kata yang dimaksud, sehingga tidak menimbulkan kesalahan arti dalam bahasa sasaran. Kedua, masalah kesastraan. Kesastraan meliputi struktur puisi, suara/rima, dan majas/ekspresi. Tiga hal ini adalah sesuatu yang harus diperhatikan oleh seorang translator untuk menjaga keindahan puisi agar tetap enak untuk dibaca dan tidak kehilangan arti yang sebenarnya. Yang terakhir adalah masalah social budaya. Dalam penerjemahan puisi, kesesuaian budaya juga sangat berpengaruh. Terdapat empat kategori budaya yang perlu dipahami yaitu ide, perilaku, produk, dan ekologi. Seorang penerjemah dapat menggunakan beberapa prosedur penerjemahan dalam satu puisi untuk mencari arti yang sesuai dengan budaya dalam bahasa sasaran. Dengan meminimalisasi masalah-masalah diatas, puisi akan tetap bisa dipahami, terjaga keindahanya, dan tidak menimbulkan kesalahpahaman budaya.
Terakhir adalah permasalahan dalam menerjemahkan fiksi. Arsheed Ahmad Malik mengidentifikasikan isu budaya dan kebahasaan dalam fiksi. Pertama, isu budaya. Menurut beliau budaya menunjukkan perspective atau cara pandang seseorang. Kadang terlihat sudah sesuai, tetapi kadang tidak. Jadi, seorang penerjemah harus paham tentang kiasan-kiasan yang digunakan dan beberapa bentuk sindiran yang muncul. Kemudian, untuk isu kebahasaan meliputi gaya bahasa, persajakan semantic, sintak, dan tanda baca. Beberapa hal ini juga sangat penting untuk menghasilkan terjemahan yang bagus, yang tidak hanya menerjemahkan secara harfiah tetapi juga menyampaikan arti sesungguhnya.